Cerita Ibu: Dongeng Anak Lumba Lano
Dongeng Anak “Lumba Lano” ini merupakan salah satu cerita dongeng yang pernah diceritakan oleh ibu mimin, sebuah kisah sedih dan mengharukan yang diangkat dari cerita rakyat Bima dimana Lumba Lano berarti Ombak Besar. Cerita ibu ini biasanya menjadi dongeng sebelum tidur untuk anak-anaknya, karena cerita ini sarat akan hikmah dan nasehat yang terkandung di dalamnya…
![]() |
Cerita Ibu: Dongeng Anak Lumba Lano |
Berikut ceritanya :
Di sebuah Desa kecil, hiduplah seorang Ibu bersama kedua orang anaknya, satu laki-laki dan satu lagi perempuan, mereka hidup serba kekurangan, tinggal di sebuah gubuk reot dan tak memiliki harta benda sebab ibunya hanyalah seorang buruh tani, sedangkan ayahnya sudah lama meninggal. Tapi meski hidup penuh kekurangan namun ibu itu sangat menyayangi kedua anaknya, apapun yang diinginkan anak-anaknya dia akan berusaha memenuhinya, dengan susah payah sang Ibu bekerja setiap hari tanpa mengenal waktu, semua itu demi kedua buah hatinya. Akan tetapi kedua anaknya ini tidak mengerti keadaan ibunya, mereka sudah terlalu manja dan selalu ingin mewujudkan semua keinginannya, apapun yang mereka inginkan harus terpenuhi tanpa mau tahu derita ibunya yang bekerja mencari uang untuk mereka.
Suatu hari sang ibu baru saja pulang dari kerja dan sedang sibuk menyiapkan makanan di dapur tiba-tiba kedua anaknya datang menghampiri dan kembali meminta sesuatu kepada Ibunya…
“Bu’ aku mau beli sepatu dan baju baru yang bagus seperti punya teman-temanku” kata si anak laki-laki
“Aku juga mau beli boneka yang besar Bu‘” lanjut si anak perempuan
Sang ibu tersenyum dan berkata “sekarang kita makan dulu, nanti kalau ibu sudah punya cukup uang, ibu akan membelikannya buat kalian“
“tapi kapan bu’?? kami maunya sekarang, kami juga mau seperti teman-teman yang lain bu’” kedua anaknya ngotot mau dipenuhi keinginannya
“kan kakak sudah punya sepatu dan baju yang ibu belikan, itu juga masih baru kan?? adik juga bonekanya sudah banyak, buat apalagi sayang??” jawab sang ibu tetap dengan sabar dan senyum.
“Tapi bu’ aku mau seperti yang dimiliki teman-temanku, aku gak mau pakai baju yang lama” si anak laki-laki semakin ngotot.
“adek juga maunya boneka yang besar ibu… sekarang” si anak perempuan merengek.
“Ya sudahlah jangan nangis, ibu janji nanti kalau uangnya cukup, ibu akan membelikannya yah,, sekarang kita makan dulu yuk” jawab sang ibu tetap dengan senyuman.
“Aku gak mau makan, makanannya gak enak!! setiap hari hanya makan tempe dan daun singkong, emangnya kita kambing bu’??” kata si anak lelaki ketus.
Hati sang ibu seperti tercambuk mendengar kata-kata sang anak tersebut, namun dia tetap sabar dan berusaha menenangkan anaknya yang sudah marah-marah. “Maaf nak, Ibu cuma bisa beli ini, tapi ini juga enak kok sayang, sini ibu suapin pasti lebih nikmat” senyum ibu sambil menyodorkan makanan pada anak-anaknya.
“gak ahh ibu saja sendiri yang makan tuh makanan kambing!!” kata si anak laki-laki semakin marah.
sekali lagi hati sang ibu seperti tersayat-sayat, sedih mendengar kata-kata kasar dari sang anak, namun dia tetap berusaha sabar “lain kali ibu janji akan menyiapkan makanan enak buat kalian, emang kalian mau makan apa?” tanya ibu sambil tersenyum manis.
“Ahh sudahlah bu’, ibu terlalu banyak janji-janji jarang ditepati!!” tukas sang anak laki-laki
“Iya, ibu selalu berjanji, adek minta ini nanti, minta itu lain kali, kapan bu’? malas aku sama Ibu” si anak perempuan ikut-ikutan ngambek.
“Jadi ibu harus bagaimana sayang? smua yang ibu lakukan untuk kalian, ibu selalu berusaha penuhi keinginan kalian, susah payah ibu bekerja buat kalian berdua nak” kata sang ibu mulai menitikkan air mata sedih.
“terserah ibu lah, kami benci sama ibu! kami gak mau punya ibu miskin kayak ibu!!” kata sang anak dengan kasarnya.
Bagaikan disambar petir, hancurnya hati sang ibu mendengar kata-kata kasar dari anaknya, air matanya mengalir deras tak sanggup ia dihina oleh anak yang begitu dicintainya sepenuh hati.
Sambil menangis sang ibu pun berkata “baiklah kalau itu mau kalian, ibu akan pergi, lebih baik ibu pergi bersama lumba lano dari pada tinggal bersama anak-anak yang tidak menginginkan ibunya“
Sang ibu pun beranjak pergi menuju lautan…
Beberapa saat kemudian kedua anaknya sadar kalau Ibunya telah pergi meninggalkan mereka, merekapun lari mengikuti sang ibu, namun semuanya sudah terlambat, dari kejauhan mereka mendengar sang Ibu berteriak memanggil lumba lano (ombak besar)..
“Ohh Lumba Lano…. datanglah, datang lumba lano… tenggelamkan aku, aku tak sanggup lagi hidup bersama anak-anakku yang tidak tahu bersyukur…” teriak sang ibu di lautan.
Dan seketika itupun sebuah ombak yang sangat besar datang dan menerjang sang ibu, menenggelamkannya secepat kilat. Dari bibir pantai kedua sang anak hanya bisa menangis sedih, terisak-isak melihat kepergian ibunya digulung oleh sang lumba lano. Nasi sudah menjadi bubur, menyesal tiada berguna, kini kedua anak tersebut menjadi yatim piatu setelah ditinggalkan ibunya.
***
Cerita yang cukup mengharukan, dulu waktu mimin mendengar crita ini mimin nangis, sedih banget, rasanya tak mau jauh dari ibu. Jadi hikmahnya adalah bagaimanapun keadaan orang tua kita, kita harus menghargainya, kita sebagai anak wajib berbakti dan mematuhi orang tua, jangan pernah membuat ibu kita menangis, karena setetes air mata ibu, akan menjadi lautan diakhirat nanti!. Hormati ibumu, sanyangi dan cintai beliau sebisa mungkin, karena bagaimanapun kita tak pernah bisa menandingi kasih sayang seorang ibu…
Terimakasih buat teman-teman yang sudah membaca cerita ibu ini, semoga Dongeng Anak Lumba Lano ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya, dan mohon maaf apabila ada salah-salah kata.. salam sayang n cinta selalu ^_^
https://cintai-wanita.blogspot.com/